23 March 2008

Choose....Vote.....Done....

Manakah yang lebih baik? Mempertahankan sebuah hubungan hanya karena kasihan & perasaan tidak enak atau membiarkan orang itu untuk menderita dengan meninggalkannya?
Pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab, apalagi jika orang terdekat kita yang mengalaminya.

Tak berani aku mengusulkan sesuatu karena aku takut itu akan menambahkan luka. Bagiku setiap orang pasti sudah tahu apa yang terbaik bagi dirinya, sehingga tugas sahabat hanyalah menjadi cermin yang baik untuknya. Cermin yang baik tak akan mengeluh saat dia dihujani keluh kesah, cermin yang baik tak akan menceritakan apa yg disampaikan kepadanya saat ada orang lain yang bercermin. Dan cermin yang baik terutama bisa membuat yang bercermin jadi lebih lega dan tidak mengutuki dirinya sendiri atas semua yang ada di orang itu.

Tetapi akhirnya pertanyaan itu terjawab, bukan oleh kata-kata ataupun sebuah penolakan, tetapi dari serangkaian peristiwa dan perenungan. Dia berkata mungkin ini bukan sebuah jawaban final, karena hanya Tuhan yang tahu tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bagi dia sekarang dia sudah cukup puas terhadap apa yang dia pahami. Bahwa orang yang dicintainya itu pergi sebagai bentuk rasa sayangnya, melecut apa yang ada dalam dirinya untuk bangkit dan menjadi yang terbaik. Menjadi yang terbaik bukan untuk orang lain tetapi untuk dirinya sendiri. Dengan pemahaman itu akhirnya dia kemudian memulai kehidupan yg baru dan menjalani pilihan jalan hidup yg telah ia tentukan dengan mengorbankan banyak hal. Diujung perjuangan itu dia berharap orang yg pernah mencambuknya itu akan ada disana dan memilih untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama. Semoga

21 March 2008

Lesson from my life

Kemarin aku masih ingin menulis tentang stadium generale tentang ibu Menteri Kesehatan yang mencatat sejarah dengan melawan Amerika. Tetapi ternyata dalam kehidupan pribadiku terjadi sesuatu yang luar biasa.

Aku menulis ini ditengah perasaanku yang tidak jelas, tidak terima, sedih sekaligus menyesal. Perasaan yang akan dialami saat kehilangan sesuatu yang paling kita sayang. Sesuatu yang didalamnya kita sudah berjuang dengan sepenuh raga dan jiwa tetapi kemudian hal itu hilang begitu saja dengan beragam kalimat penghibur. Ini adalah pelajaran yang menyakitkan dan benar-benar menguji nilai-nilai yang aku anut dan percaya. Seringkali pelajaran hidup tersamar dalam pekerjaan, kesabaran menghadapi orang-orang sulit, mengikhlaskan kehilangan atau bahkan sekedar kesulitan keuangan. Semua pasti ada 'sesuatu' yang perlu diiqro.

Terimakasih padamu yang mengajarkanku untuk mencintai sepenuh hati, mengerjakan pekerjaan sampai selesai, realistis menghadapi masa depan dan terutama untuk selalu percaya pada diri sendiri. Disiplin adalah suatu bibit kebesaran dan menjalani hidup setiap hari dengan sepenuh-penuhnya adalah suatu yang perlu dijalani sebelum bermimpi untuk mengubah dunia. Terimakasih untuk semua, aku berdoa kita di pertemukan lagi di perlintasan hidup masa depan. Karena Allah pasti memiliki maksud tertentu mengapa kita dipertemukan. Terima kasih untuk semuanya.

12 March 2008

Membantu

Membantu orang itu pada dasarnya adalah fitrah dari setiap manusia. Namun dalam perjalanannya fitrah itu bisa tercemari dengan tujuan yang lebih rendah dari niatan untuk membantu itu sendiri. Keinginan untuk dilihat, merasa dirinya lebih beruntung ataupun perasaan lebih superior dibandingkan orang lain biasanya adalah hal-hal yang tersembunyi dari tindakan menolong seseorang.

Itu pula sebabnya mengapa ada orang yg kecanduan membantu. Jujur aku pernah mengalami fase itu, membantu orang lain terus dan membuat alasan dari hal itu bahwa aku disibukkan dengan membantu orang lain. Aku belajar hal baru saat kesadaran itu muncul, dan kemudian aku mengambil perspektif baru saat membantu orang lain. Saat aku membantu orang lain, maka aku akan meniru cara Tuhan yaitu memberi tanpa berpikir itu akan kembali. Jadi ayo membantu semua yang kita bisa.

Silaturahmi Memperpanjang Rezeki

Kemarin malam, diberanda belakang IIB 8 teman-temanku yang berasal dari 2 organisasi yang berbeda berkumpul untuk membicarakan kemungkinan kolaborasi mereka di suatu acara. Sungguh indah suasana yang terjadi dan dari komunikasi ini walaupun masih belum tahu apa hasil konkretnya

Silaturahmi adalah salah satu jalan memanjangkan rezeki, itu kata yang selalu temanku Sano ucapkan. Dan itu dibuktikan betul oleh teman2ku yang menjadi pengusaha-pengusaha pemula ini. Dengan segala keterbatasan, maka impian akan terwujudkan saat kita bisa menggabungkan segala sumber daya, dan sumber daya yang paling luar biasa adalah teman-teman dan otak. Sungguh bahagia bisa berada diantara teman-teman satu perjuangan.

Ada perasaan haru bahwa diantara sekian keterbatasan dan setelah perjuangan menyelesaikan kuliah di kampus gajah duduk ini, masih ada idealisme yang mereka coba pertahankan dengan segala konsekuensinya. Disaat yang sama teman2 yang lain lebih memilih untuk belajar dan mencari penghidupan dari korporasi2 dunia yang menggerogoti alam Indonesia.

Semua kembali pada pilihan pribadi, dan tidak boleh seorangpun menyalahkan atau membenarkan karena kita bukan Tuhan. Namun ada satu kalimat dari Sano yang bisa direnungkan

" Egois sekali kita saat kita memilih untuk tidak peduli terhadap keadaan bangsa ini dengan berputus asa atau tidak percaya bahwa negara ini masih bisa diperbaiki selama orang-orang didalamnya masih mau berusaha"

Terimakasih Sano, Enang dan teman-teman yang lain atas malam yang mengesankan ini, aku yakin bahwa semuanya akan menimbulkan dampak saat kita bisa berkolaborasi untuk berkontribusi pada bangsa ini. Saatnya sekarang kita bergandeng tangan untuk mencapai tujuan, bukan meributkan cara siapa yang harus dipakai.

10 March 2008

Lakukan apa yang ingin kau lakukan hari ini

Internet, informasi,HP dan TV adalah sebagian kecil gangguan dunia modern yang paling gampang bikin kecanduan. Check email, baca blog atau bales2an SMS adalah kegiatan yang kelihatannya sepele tapi ternyata begitu dijumlah2kan waktu yang dimakannya sangat banyak. Seperti hari ini, tidak sadar aku telah habiskan waktu 6 jam didepan komputer.

Bagaimana mengatasi kecanduan itu, banyak tipsnya, tapi entah kenapa aku tidak pernah menjalaninya dengan sungguh2. Ibaratnya pasien yang membandel apa kata dokter, itulah kalo pinter aja tapi kurang determinasi.

Jadi teringat kata2 bijak yg kupajang di dinding kamarku. GOAL without TIME LIMIT is only DREAM, ama SUCCESS is only DISCIPLINE practice EVERYDAY. Yah dua kata bijak yang bilang bahwa pencapaian itu adalah hasil dari ACTION, dan kesuksesan hanya saat aku persisten terhadap apa yang benar2 aku inginkan.

Jadi ditunggu komentar teman2 yang sudah berhasil mendeterminasi dirinya untuk mencapai apa yang paling diinginkan. Jadi teringat temanku pernah bilang kita mendapat sesuatu saat kita sudah bekerja keras, dan kita tahu apakah kita sudah kerja keras atau belum saat kita sudah bekerja keras. Jadi seperti kata Dead Poet Society. VITA BREVIS...CARPE DIEM!!