26 February 2008

Semua ingin dikenal dan berkontribusi

Semua orang pasti impian terbesarnya adalah untuk menjadi lebih bermakna keberadaannya di dunia ini, Pasti tidak ada satupun orang yang sehat mentalnya mau meninggalkan dunia ini tanpa dikenal oleh manusia lainnya. Itu sebabnya kenapa fenomena nge-blog dan situs social networking - seperti friendster, multiply, dll - menjadi sesuatu yang booming beberapa tahun ini. Internet memang menjadi katalis perubahan interaksi sosial.

Aku berani bertaruh bahwa banyak dari yang membaca blog ini pernah mengalami kejadian sibuk chatting lewat IM atau YM dengan orang yang bahkan ada disebelah kita. Suasana sepi ditingkahi dengan suara ketikan keyboard dan tiba-tiba ada meledak suara tawa. Seru sekali dan beruntung aku mengalaminya juga, hehehehe..:D

Kembali kepada keinginan untuk berarti, mulai dari perubahan organisasi atau fenomena di internet semuanya semakin bergeser membuat manusia semakin dimanusiakan keberadaannya. Setiap pendapat didengarkan, semua cerita diapresiasi bahkan sekarang tidak perlu menjadi penulis terkenal dulu untuk bisa menjual bukunya. Fenomena Blog dan pendekatan appreciative inquiry adalah contoh kecil bahwa semakin mengglobal dunia, maka nilai pendapat dan cerita semakin tinggi. Karena akhirnya kita susah sekali untuk menyerap semua informasi dan kemudian memilih pendapat, saran atau cerita dari orang-orang yang kita percaya.

Pada akhirnya integritas seseorang lah yang akan menentukan seberapa jauh dia akan dikenal dan dinilai berkontribusi dalam masyarakat. Itu sebabnya mengapa korupsi dan intransparansi menjadi sangat usang dan akan membawa komunitas yang masih melakukannya lambat laun akan menuju kehancuran. Dan pendidikan semakin membawa perannya yang penting sebagai investasi yang paling tidak mungkin merugi.

Memiliki Kehilangan

Tak mampu melepasnya walau sudah tak ada
Hatimu tetap merasa masih memilih dia
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

Pernahkah kau mengira kalau dia kan sirna
Walau kau tak percaya dengan sepenuh jiwa
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

Pernahkah kau mengira kalau dia kan sirna
Walau kau tak percaya dengan sepenuh jiwa
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

- Memiliki Kehilangan, Letto -

Kita seringkali tidak pernah tahu betapa berharga sesuatu itu sampai kita kehilangan atau hampir kehilannya. Lagu Letto ini begitu indah menggambarkan hal itu. Aku juga baru mengalaminya 7 hari yang lalu, saat aku hampir kehilangan seseorang yang begitu aku cintai.

Tuhan begitu baik padaku, karena dia mengirimkan salah satu malaikat-Nya untuk mengajarkan arti sebuah cinta, komitmen dan prioritas. Kebeningan hati seorang wanita yang akan membimbing seorang pria untuk melangkah menuju apa yang terbaik didalam dirinya. Begitu pula kepercayaannyalah yang akan mengasah jiwa seorang pria untuk kuat merentang jalan terpanjang dan lautan terluas. Terima kasih untuk matahariku yang telah memberi seuntai hikmah dari hidupku ini.

Denganmu akhirnya aku kembali tahu apa yang penting dalam hidupku. Denganmu aku kembali yakin kepada diriku sendiri, denganmu aku merasa punya teman belajar untuk memaknai hidup. Denganmu segala rasa menjadi utuh dan tahu untuk menjadi yang terbaik.

Terimakasih Andini Wuriastuti Mulyandari.

19 February 2008

Menyemai Cinta

Menyemai cinta berarti mencari makna dari setiap kejadian. Bahkan sekedar ucapan yang tak sengaja terlepaspun bisa diartikan berbeda oleh selain kita. Memang mencintai pada akhirnya adalah mencari seseorang yang memampukan kita untuk mengeluarkan segala yang terbaik dari kita.

Bukan untuk mencari seseorang yang sempurna, karena manusia disempurnakan karena ketidaksempurnaannya itu. Selama kita tidak berpaling kepada Rahmat Allah maka apapun kejadiannya itu adalah suatu tanda yang perlu dibaca apa makna dibalik itu semua.

Seringkali kebeningan hati tertutupi oleh ego dan kekerdilan pikiran untuk memaknai yang terjadi. Dan saat itu terjadi maka hanya hati yang mampu memandu setiap keputusan mengarungi kebimbangan.

Jika Tuhan selalu memberi kesempatan kedua untuk hamba-Nya yang masih berniat untuk bertobat, maka siapakah kita yang dengan arogannya tidak menerima seseorang yang telah meminta maaf karena kesalahan yang tak sengaja dia lakukan. Semua yang terjadi akan terlihat keindahannya saat semuanya diniatkan untuk beribadah kepada-Nya.

Maka setiap kejadian, pertemuan, waktu bahkan keputusan yang diambil saat bersama seseorang pada dasarnya bentuk pemahaman kita pada diri sendiri atau kepada apa tujuan kita sebagai manusia. Karena hanya cinta yang akan membawa diri ini menuju kesempurnaan makna dan Ridho-Nya.

18 February 2008

Renungan Kesia-siaan

Beberapa hari ini begitu banyak kata-kata yang melintas didalam kepala. Semuanya meminta perhatian, semuanya minta didahulukan. Begitulah jika tidak ada tuntutan dari luar atau dari dalam diri sendiri. Tidak ada rutinitas yang membentuk hari, sehingga waktu kemudian terbuang dengan sia-sia. Kusangkal itu bahwa aku melakukannya hal yang tidak sia-sia, jadi kubiarkan saja itu terjadi.

Sekarang hari Senin, hari yang dibenci oleh pekerja, tetapi hari biasa bagi semua orang yang sudah menerima dirinya apa adanya. Kebiasaan itu membelenggu saat semuanya tidak dimaknai. Agenda dan lembaran kegiatan pada akhirnya juga tidak banyak membantu karena itu hanya menjadi pengingat tanpa gigi dan kekuatan.

Determinasi dan kedisiplinan adalah yang kubutuhkan saat ini terjadi, bukan sekedar kegiatan untuk mengisi hari atau pertemuan dengan kawan untuk sekedar melepaskan kesepian. Dari dalam diri aku ingin berguna, tetapi keinginan tanpa komitmen ibarat tubuh tanpa jiwa dan pekerjaan tanpa hasil.

Tenangkan diri, lingkupi dengan keheningan dan biarkan hati ini yang berbicara. Karena seringkali aku lupa bahwa sebenarnya hatilah panglima tubuh dan dia tahu apa yang paling aku inginkan dan apa yang terbaik yang mungkin terjadi. Sehingga nanti tak ada rasa kesia-siaan lagi, dan pada akhirnya semua orang bisa berkaca dari apa yang kualami untuk sekedar berbagi dan tak terjebak dalam keadaan yang sama

- Setelah obrolan dengan seorang kawan, thanx for your support-

13 February 2008

Kata-katamu adalah doamu

Beberapa bulan yang lalu film dan buku yang paling sering direkomendasikan untuk dilihat atau dibaca adalah The Secret. Buku dan film yang konon katanya mengungkap rahasia ribuan tahun yang membuat beberapa orang lebih berkuasa dan menghasilkan lebih banyak dibandingkan orang kebanyakan.

Aku tidak akan membahas film atau buku itu, karena sudah banyak sekali orang-orang yang mengulas atau memaknai buku dan film ini. Aku ingin menulis tentang apa yang selama ini aku percaya yaitu tentang kebiasaan kita berkata-kata. Konsep ini sederhananya adalah pikiran menarik pikiran yang sejenis, dan kata-kata sebagai bentuk mengkomunikasikan pikiran memegang peranan penting. Karena itu aku merasa bahwa kata-kata adalah sebentuk doa.

Keahlian berbicara pada umumnya adalah keahlian yang pertama kali dipelajari dirumah, disamping keahlian berjalan diatas dua kaki. Keahlian ini seringkali tidak dipahami sebagai sebuah keahlian, sehingga kita lupa bahwa bicara pada dasarnya adalah suatu anugerah. Anugerah ini juga seringkali tidak kita syukuri dan digunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.

Manusia adalah makhluk kebiasaan, dan seringkali apa yang sering kita dengar maka itupun yang akan jadi kebiasaan bicara. Jika seorang anak kecil sering dibilang bodoh, maka bodohlah dia, jika dia sering dibentak atau orang tuanya berkata-kata kasar, maka kasarlah perangai anak itu. Memang tidak semua orang pada akhirnya tumbuh sesuai dengan lingkungan mereka tumbuh, karena manusia punya pilihan untuk berubah.

Sayang sekali mengubah kebiasaan bukan sesuatu yang mudah. Dibutuhkan waktu dan keinginan yang kuat untuk berubah. Kehadiran seorang guru atau komunitas akan mempercepat proses itu. Bagiku trik yang paling sederhana adalah menjaga kesadaran, kesadaran untuk memilih kata apa yang akan dikeluarkan. Aku masih pembelajar pemula dalam hal ini, tetapi aku bahagia telah memilih jalan ini dalam komunikasiku dengan orang lain. Karena dari situ banyak cinta dan kehangatan telah menemani kehidupanku selama ini.

Akan menjadi hal yang menantang bagi orang-orang yang tidak biasa mengungkapkan perasaannya untuk mulai memilih kata-kata dan memuati kata-katanya dengan emosi yang cuukp, tetapi dampak dari hal itu sesuatu yang luar biasa. Latihan sederhananya cukup mulai membiasakan tiga kata sederhana yaitu ' Terimakasih' , 'Maaf' dan 'Tolong'. Praktekkan selama seminggu dan apa yang teman-teman alami dan rasakan selama masa itu. Aku tak sabar menunggu komentar dan cerita teman-teman

12 February 2008

Tips dari Masa kecilku

Hampir lima jam aku menghabiskan waktu untuk berselancar di internet. Apakah ini kecanduan atau bukan, aku tak tahu. Banyak sekali artikel menarik yang aku baca hari ini. Jadi semangat untuk mulai posting di blog sendiri

Aku teringat beberapa trik kecil yang yang mungkin berguna :
  1. Buat yang jago molor dan susah sekali bangun jika hanya mengandalkan jam weker, maka masukkan saja jam weker -yang sudah diset tentunya- kedalam gentong atau vas bunga yang cukup. Ini akan membuat suara yg dihasilkan jadi lebih keras, disamping untuk mematikannya butuh usaha lebih...:p
  2. Buat yang suka masuk angin atau mabuk perjalanan, sebelum berangkat tempelkan salonpas atau koyo ke pusar, dijamin anginnya akan dipaksa keluar. Tapi setelah dilepas, jangan coba2 mencium koyonya...:D dan tidak disarankan untuk memakai koyo yang jenis paling panas, cukup yang panasnya sedang atau tidak panas saja.
  3. Buat yang suka masak, tapi sering menangis saat mengupas atau mengiris bawang merah, maka coba perciki dulu bawang dengan air jeruk nipis. Langsung deh menangis bombay tidak akan terjadi.
Itu saja tips untuk hari ini, ternyata berbagi itu tidak begitu sulit

11 February 2008

Kesadaran Uang

Akhir-akhir ini blog yang paling sering aku baca adalah blog yang berhubungan dengan keuangan pribadi, mulai dari yang menyarankan tips dan trik untuk mengurangi pengeluaran sampai blog yang berhubungan psikologi manusia yang berhubungan dengan uang dan kekayaan.

Satu mantra ajaib yang selalu didengungkan oleh blog-blog itu adalah jika ingin kaya maka belanjakan lebih sedikit dari apa yang didapatkan, intinya hidup hemat. Dari kecilpun anak-anak Indonesia sudah diajarkan paribahasa hemat pangkal kaya. Tapi kenapa bangsa ini semakin lama utangnya semakin menumpuk?

Ternyata inti dari menjadi kaya bukan saja hidup hemat dan rajin menabung, tetapi cenderung pada kesadaran kita tentang uang.
Kesadaran uang disini artinya adalah seberapa besar yang kita peroleh, seberapa besar yang kita keluarkan dan terutama apakah kita sudah mempersiapkan uang untuk kejadian-kejadian tak terduga dan hari tua.

Kesadaran itu yang jarang dimiliki oleh anak-anak muda bangsa ini. Bukan hal yang aneh khan jika melihat pelayan toko HaPe punya HaPe yang jauh lebih canggih dari pada yang beli?
Aku bukannya melarang orang-orang yang ingin menikmati kemewahan-kemewahan dalam hidup mereka, tetapi tujuan aku menulis ini adalah mengingatkan diri sendiri bahwa menjaga kesadaran tentang uang itu adalah kunci untuk menjadi sejahtera secara keuangan. Boleh saja sewaktu-waktu kita memiliki barang-barang mewah, tetapi sadar ga sih kadang kepemilikan itu adalah suatu penjara? Kemana-mana jadi tak tenang dan sepertinya walaupun kita sudah punya barang paling canggih atau paling mahal diantara teman-teman, tetap saja kebanggaan itu tidak bertahan lama.

Jadi mengikuti gaya hidup orang kaya, umumnya mereka adalah orang-orang yang paling betah untuk menunda kesenangan mereka untuk tujuan yang lebih besar, dan terutama mereka tahu sekali bagaimana membuat uang bekerja keras untuk mereka. Musuh terbesar untuk kesadaran uang ini adalah iklan, karena memang iklan secara ilmiah memang diciptakan untuk membuat kita tidak puas dan ingin membeli.


Aku juga sering mendengar teman-temanku yang dikaruniai pekerjaan bagus dengan gaji yang bagus pula, pada akhir bulan bingung gaji mereka tidak bersisa. Untuk mereka aku kadang suka bertanya apakah mereka punya catatan pengeluaran mereka? Karena kecuali dia adalah orang yang sangat beruntung mereka adalah keturunan konglomerat yang uangnya tidak akan habis tujuh turunan, maka hal yang mesti dilakukan adalah meningkatkan kesadaran akan uang dan tahu bagaimana memanfaatkan uang yang ada untuk memudahkan hidup kelak. Sebab kerelaan untuk berkorban itu bukan sekedar semangat dan janji untuk dijalani beberapa saat, tetapi lebih pada disiplin dan kebiasaan yang perlu dilatih terus menerus.


Jika teman-teman sering maen Cashflow game -klik disini untuk baca postingku tentang permainan ini- dari Robert T. Kiyosaki maka pelajaran tentang ini akan mudah untuk terlihat, dan menjadi kaya itu adalah sesuatu yang semua orang bisa lakukan dan bukan suatu kebetulan.

10 February 2008

Mengubah Tidak Mungkin Menjadi Mungkin

Pernah mendengar Impossible Qoutient atau ImQ? ini mungkin seperti taraf-taraf kecerdasan lain yang sudah terlebih dulu terkenal. Tetapi pada dasarnya ImQ itu adalah Iman menurut pendapatku setelah membaca buku dengan judul diatas. Buku yang dikarang oleh mantan wartawan kompas yang kemudian banting stir menjadi pengusaha itu sungguh penuh dengan mutiara hikmah. Betapa tidak, buku ini banyak sekali menyajikan kisah-kisah seputar bisnis yang menunjukkan bahwa Al-Quran itu adalah buku panduan bisnis yang paling hebat. Al-Quran ibaratnya adalah literatur sekaligus apotek yang menyediakan segala obat untuk masalah yang ada di dunia ini. Tentu saja ketika kita sakit kita tidak bisa langsung datang ke apotek dan membeli obat sesuka kita, tetapi yang paling tahu obat apa yang paling sesuai dengan penyakit kita adalah dokter. Dan jika Al-Quran adalah apotek maka dokter yang dimaksud adalah para kiai, alim ulama dan orang-orang yang pengetahuan agama dan keistiqamahannya sudah mumpuni.

Bisnis yang telah menjadi penggerak kehidupan, rupanya punya beberapa muka buruk yang disematkannya padanya, seringkali bisnis diibaratkan sebagai perang, tujuan utamanya adalah keuntungan dan ujung-ujungnya adalah sebuah permainan yang terpisahkan dimensinya dari kehidupan spiritual.

Di tahun 2004 ada buku yang cukup menghebohkan hasil penelitian 2 orang konsultan bisnis terkemuka dari amerika berjudul Corporate Mystic. Inti dari buku itu menunjukkan bahwa ternyata di dunia bisnis yang dianggap jauh dari spiritualitas itu para pemimpin puncak dari korporat-korporat besar di Amerika adalah orang-orang yang sangat menjunjung nilai-nilai ketuhanan yang ada didalam diri mereka dalam menjalankan operasional bisnisnya. Layaknya sufi, maka para sufi ini tidak ditemui di gereja, di masjid, vihara atau sinagoge, tetapi mereka dapat ditemui di ruang rapat para direktur perusahaan multinasional atau bahkan di lokasi pabrik yang letaknya entah dimana.

Dari buku corporate mystic itu, penulis buku ini menyimpulkan keunggulan utama dari para sufi modern ini mengandalkan intuisi dalam menjalankan bisnisnya. Hal itu sangat sesuai dengan jalannya dunia bisnis saat ini yang dinamikanya luar biasa cepat sehingga perhitungan-perhitungan bisnis biasa sudah tidak mampu mengikutinya.

Penulis buku ini mengajak pembacanya untuk kembali memahami dan mempelajari hikmah yang terkandung di dalam AL-Quran dan menjalankannya di kehidupan sehari-hari. Ibaratnya para pebisnis itu adalah para pengembara yang menjalani perjalanan di hutan yang lebat lagi gelap sampai saat mereka temukan sinar yang akan memandunya yang terpancar dari AL-Quran. Contoh paling mudah dilihat sekarang adalah tentang bunga bank, bunga bank atau riba adalah sumber dari segala kekacauan ekonomi yang terjadi sekarang. Dan itu sudah dilarang oleh islam 1400 tahun yang lalu. Riba tidak mungkin akan menghasilkan kesejahteraan karena pada dasarnya riba menghasilkan sesuatu dari sesuatu yang tidak ada wujudnya. Dan Islam mempunyai solusi terhadap perekonomian yaitu perdagangan, konsep bagi hasil dan zakat. Tidak ada didalam sejarah bahwa orang yang berzakat akan miskin karena kebanyakan mengeluarkan zakat.

Mendalami dan mempelajari Al-Quran akan lebih sulit jika dilakukan sendiri tanpa ada bimbingan orang yang lebih mengerti hikmah dibalik apa yang diceritakan AL-Quran. Disini peran alim ulama, kyai atau apapun sebutannya terhadap orang yang merupakan para ahli waris Nabi ini. Di buku ini juga disajikan bagaimana para ahli agama ini menjalani kehidupan sehari-harinya, ibaratnya orang pintar maka ada yang sangat pintar, pintar atau sekedar kosmetik saja pengetahuan agamanya. Satu hal yang disarankan oleh penulis buku ini untuk mencari ahli agama yang dapat kita jadikan mentor kita dalam mendalami dan belajar hikmah AL-Quran adalah mencari orang yang benar-benar secara akhlak dan pengetahuan memang pantas menyandang gelar para pewaris nabi, karena orang-orang seperti itu umumnya tidak mau terekspose, memiliki kelebihan-kelebihan yang dikaruniakan Allah langsung dan saat diminta pertolongan tidak pernah membeda-bedakan orang.

Sungguh kaya apa yang disajikan buku ini. Beberapa hikmah yang dapat aku ambil setelah membaca buku ini adalah :
  • Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Allah untuk seluruh umat manusia dan Al-Quran adalah kalam Allah yang didalamnya termuat kebenaran dan hikmah yang jika dijadikan petunjuk dalam menjalani kehidupan akan membawa kebahagiaan dunia akhirat.
  • Jika Islam adalah agama yang sempurna, maka umat Islam juga punya hak yang sama untuk menikmati kekayaan yang dilimpahkan oleh Allah asal mendapatkannya dengan jalan yang benar.
  • Di dalam kehidupan sehari-hari terdapat hukum-hukum sunatullah yang berlaku untuk setiap manusia, sehingga apapun agama seseorang jika ia mau berusaha maka ia juga akan mendapatkan hasil.
  • Setiap musibah atau kemunduran dalam hidup itu pada dasarnya adalah akibat ulah kita sendiri dan beruntung jika kita diberi musibah darinya karena itu berarti kita sedang dicuci dosanya atau sedang diuji untuk mengetahui kadar keimanan kita kepada-Nya.
  • Jika kita meminta kepada Allah maka niscaya Allah akan menjawabnya, tinggal bagaimana cara memintanya, banyak orang yang selamat saat diuji dalam kesusahan tetapi sedikit sekali yang bisa lulus saat diuji dalam kesejahteraan
  • Untuk mendapat bimbingan dari Allah maka satu hal yang mesti dijaga adalah kebeningan nurani kita, karena dari situlah intuisi akan muncul dan membimbing kehidupan.
  • Untuk doa yang tidak dijawab ada banyak faktor yang bisa menyebabkannya, diantaranya tidak ikhlas, kurang konsisten atau istiqamah, kurang sabar atau bahkan kurang sungguh-sungguh. Pada dasarnya setiap ujian dan cobaan itu adalah cara Allah mengajarkan jiwa kita untuk menjadi lebih tangguh, bersyukur dan ingat kepada-Nya, sehingga kadarnyapun berbeda-beda.
  • Zakat dan pembagian rizki adalah cara Allah menjaga agar kehidupan tetap berjalan dimuka bumi ini dan tidak ada kerusakan. Pemuasan terhadap nafsu dan riba adalah hal sebaliknya yang akan menghancurkan tatanan kehidupan.
  • Saat hikmah Al-Quran sudah menerangi maka kita tidak akan tersesat lagi dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
  • Rencanakan kehidupan bukan hanya 5 ,10, 20, 50 tahun saja kehidupan kita, akan tetapi sampai 1000 tahun karena pada dasarnya kehidupan tidak berhenti setelah kita mati karena masih ada akhirat yang kehidupannya kekal.
Sungguh banyak hikmah yang kudapat hari ini, dan apa yang ada ditulisan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan apa yang ada dibuku itu. Siapapun yang membaca tulisan ini, ini adalah upaya yang sekedarnya untuk mengingat apa yang didapatkan sehingga diharapkan hikmah ini tidak lekang dari ingatan dan menjadi bahan untuk memaknai nilai manusia.

Teman terbaik

Teman adalah hadiah terbesar dari Tuhan untuk manusia. Aku tak bisa membayanngkan jika aku hidup tanpa ada teman disekitarku. Pertemanan itu sendiri seperti layaknya bunga yang akan layu saat tidak disirami dan diperhatikan, tapi akan mekar indah mewangi saat dicurahi rasa cinta. Seringkali pertemananku terlupakan karena aku lupa untuk tetap menjalin kontak dengan mereka, atau akibat-akibat lain karena kurangnya perhatian.

Hari ini aku baru saja bersama menghabiskan waktu dengan seorang yang sedang gundah karena ada dua hal besar dalam hidupnya yang meresahkan. Pertama tentang Sidang Tugas Akhir, yang kedua tentang Asmara. Dua hal yang umum, yang siapapun mungkin pernah mengalaminya. Saat aku bersamanya aku tiba-tiba bertanya apa arti seorang teman?

Ada beberapa definisi yang ingin aku sampaikan :
  1. Apakah dia memang akan ada saat dia membutuhkannya?
  2. Apakah dia orang yang akan terus percaya pada dia bahwa dia orang yang hebat, berharga dan pintar untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi hidupnya dan tak segan untuk menendangnya demi melihat temannya bangkit dan meraih impiannya?
  3. Apakah dia hanya akan menjadi sekedar tong sampah untuk semua keluh kesah, dan berharap dia membelai-belai kita dengan apa yang ingin kita dengar untuk sejenak melupakan masalah kita.
  4. Atau dia sekedar teman yang menyenangkan untuk diajak jalan menikmati keriaan dan entah kemana saat kita membutuhkannya?
Jika aku disuruh memilih maka aku akan menjadi teman yang nomor 2. Bagiku seorang yang sudah cukup dewasa pasti akan tahu keputusan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Karena selain Tuhan hanya dia yang tahu apa yang ada dipikiran dan hati dia. Itu niatku, tapi seringkali teman-temanku salah tangkap terhadap apa yang aku sampaikan. Itu berarti aku masih harus belajar untuk membungkus apa yang ingin aku sampaikan agar niatku dapat terwujud

Tiba-tiba muncul satu pertanyaan sederhana tentang arti seorang teman. Dan aku ingin berbagi bersama disini, pertanyaannya apa yang aku harapkan dilakukan sahabat terbaikku saat aku berada dalam titik terendah hidupku? Itu pertanyaanku untuk pembaca, jadi silahkan tinggalkan komentar dan pendapat dari pertanyaan diatas diblog ini.

Memenuhi keinginan semua harapan seseorang pada kita adalah suatu kemustahilan, sama halnya dengan menjadi sempurna. Tetapi usaha untuk menuju kesempurnaan adalah perjalanan yang layak untuk dilakukan.

09 February 2008

Permainan Tradisional

Hari Sabtu yg mendung adalah momen yang pas untuk bermain permainan tradisional dengan teman-teman. Teman-temanku sekarang yang berasal dari seluruh penjuru tanah air dan sekarang udah pada gede. Layaknya anak kecil kita bermain boy-boy-an, dan galah asin atau kerennya go back through door (a.k.a gobak sodor...:p). Minggu ini berarti kami bermain dua kali permainan ini dan beberapa permainan tradisional lainya. Tujuannya sih mulia, kami tidak ingin hanya mencaci dan menyesal saat nanti permainan ini diaku oleh negara lain sebagai kebudayaan mereka dan terutama mempopulerkan permainan ini lagi kepada adek-adek kami. Takutnya mereka lebih akrab dengan winning eleven atau ragnarok dibandingkan permainan tradisional. Rencananya April kami akan membuat olimpiade permainan tradisional dengan mengundang SD-SD sekitaran Bandung Kota.

Bermain permainan itu sekarang terasa berbeda dibandingkan bermain saat kecil dulu. Sekarang mungkin karena udah pada pinter dan gamau kalah makanya mainnya begitu cepat dan kemenangan yang utama (didikan ITB ni...LHO!!:). Tapi sekarang jauh lebih sedikit ngeyel-ngeyelannya (aduh susah sekali cari padanan kata yg pas untuk yg satu ini)
dibandingkan dulu, dan satu lagi stamina sudah termakan umur -dulu sepertinya mo lari-lari berapa jam pun kagak ada capeknya..:p-.

Tapi unsur menyenangkan dari permainan ini masih saja tersisa, entah karena ini merupakan sisa-sisa kenangan masa kecil atau memang dasarnya kami adalah anak kecil yg terperangkap di dalam tubuh orang dewasa..:D. Aku bersyukur tinggal di Indonesia yang mempunyai beragam permainan dan bisa menggunakan apa saja yang ada disekitar kami untuk bermain dan bersenang-senang. Entah bagaimana dengan adek-adek sekarang, tetapi dulu itu berkotor-kotor, main bersama teman-teman dan berimajinasi dengan apa yang kami mainkan adalah suatu kesenangan yang tidak tergantikan oleh apapun. Karena itu semoga apa yg sedang kami rintis ini akan berguna untuk kelestarian budaya bangsa.

08 February 2008

Pendidikan finansial, pelajaran terbaik bagi setiap orang

Setelah membaca buku Robert T. Kiyosaki dan Donald J. Trump yang berjudul Why We Want You To Be Rich ada satu pelajaran penting yang membuatku menuliskan judul diatas. Sayangnya pelajaran paling penting dalam hidup itu tidak diajarkan di sekolah. Pendidikan finansial bukan hanya tentang angka, karena matematika anak kelas 4 SD pun sudah cukup sebagai bekal jika pendidikan finansial itu tentang angka saja. Dari pemahamanku sampai sekarang, semakin menyadari bahwa pendidikan finansial lebih cenderung pada pendidikan tentang kecerdasan emosi, disiplin dan kebiasaan.

Lebih parah lagi, banyak sekali konsep yang salah tentang uang, orang kaya dan pekerjaan.

Contoh dari masa kecilku tentang orang kaya adalah orang kaya itu pelit, orang kaya itu adalah orang yang suka memanfaatkan orang lain, orang kaya dapat kekayaannya dari jalan yang tidak benar, orang kaya itu hidupnya tidak bahagia.

Konsepsi salah tentang uang dari masa kecilku antara lain : uang itu kotor -jadi kalo habis pegang uang jangan langsung makan, cuci tangan dulu-, uang itu susah dicari, uang itu tidak tumbuh di pohon, uang itu sumber kejahatan.

Jika tentang pekerjaan, konsepsi salah yang aku pelajari bahwa kerja itu untuk cari uang, sekolah yang pinter supaya dapat kerjaan yang bagus, kerja keras dan jangan lupa menabung untuk hari tua.

konsep-konsep diatas itu mungkin tidak sepenuhnya salah, tapi sudah tidak cocok lagi untuk jaman sekarang. Konsep ini sangat cocok saat komputer dan internet masih barang yang sangat langka, tidak ada persaingan global, dan negara masih jelas batas-batasnya. Sekarang aturannya sudah sangat berubah sejak komputer, handphone dan internet jadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Beruntung aku mencecap kesempatan sekolah yang lebih baik dibandingkan kedua orang tuaku, dan terutama melihat paradigma yang berbeda dibandingkan orang tuaku. Dari apa yang aku baca, alami dan rasakan akhirnya aku punya konsepsi sendiri tentang uang, orang kaya dan pekerjaan.

Bagiku uang itu tidak lebih dari sekedar alat tukar dan pencatat nilai, sebab jika uang tidak diletakkan seperti itu maka aku takut tergelincir menghambakan diri kepada uang. Uang akan mempermudah hidup, that's it..!! Tapi harta sesungguhnya adalah apa yang ada didalam kepala dan hati kita.

Sedangkan orang kaya sebenarnya adalah orang yang bersyukur terhadap apa yang dia miliki, dan nilainya adalah seberapa besar dia bermanfaat bagi orang lain. Orang kaya bagiku adalah orang yang paling kreatif, membantu orang lain paling banyak, bekerja paling keras dan cerdas, paling jujur dan paling bisa memanfaatkan apa yang dianugerahkan Allah kepadanya.

Kerja sekarang aku memaknainya sebagai bentuk pengabdian kita kepada kehidupan, sarana beribadah dan uang adalah hasil samping dan pekerjaan. Kerjakan apa yang kita sukai dan lakukan sebaik-baiknya hal itu maka uang akan mengikuti nantinya, itu nasehat terbaik yang pernah aku dapatkan dari salah satu ibuku tercinta. Hidup kita 1/3 nya dihabiskan dalam kerja yang kita pilih, jadi sungguh sayang jika waktu itu dibuang mengerjakan sesuatu yang tidak kita cintai, mungkin memilih pekerjaan pada akhirnya sama pentingnya seperti mencari pasangan hidup.

Kembali ke judul semula, penulis buku itu menganjurkan bahwa sebagai orang yang bertanggung jawab kepada hidup kita sendiri, maka pendidikan finansial adalah hal yang mutlak menjadi tanggung jawab kita untuk mengembangkannya. Pada postinganku selanjutnya aku akan meresensi apa saja yang mereka pesankan dari buku itu untuk semua orang.

Perjalanan 41 jam (bagian 2)

Setelah menginap di pool travel bandara di kawasan Semanggi, dan dicederai janjinya karena akhirnya travel kami berangkat kembali menuju bandara pukul 5 pagi. Aku masih bersyukur karena ternyata nanti aku baru tahu karena aku menginap di pool travel itu akhirnya aku dapat tidur nyenyak dan dapat makan nasi dengan layak. Berbeda dengan dua orang temanku yang menghabiskan malamnya tanpa bisa makan, minum dan buang air dengan nyaman.

Jam 5 pagi travel kita berangkat lagi, dan mengejutkan karena ternyata jalur yang diambil sama dengan jalur kmarin. Dalam hati langsung berharap semoga banjir dikawasan itu berhenti. Tetapi tanda-tanda tak baik langsung terlihat di ujung jalan, saat antrian kendaraan tidak bergerak sama sekali. Kontak dengan salah satu teman yang sudah sampai bandara terlebih dulu aku mendapat info bahwa tiket yang kemarin masih bisa digunakan dan pesawat berangkat jam 12.50 siang. Mungkin karena memang kurang tidur akhirnya aku tertidur di bus cukup lama, dan baru bangun setelah jam 9. Rupanya banjir belum benar2 surut, karena selama aku tidur itu mobil baru bergerak sejauh 100 meter. Jam 10 pagi kepanikan mulai menghinggapiku, karena dengan laju kendaraan yang seperti ini kemungkinan aku sampai bandara sebelum jam 10 harapannya akan sangat tipis. Akhirnya aku putuskan untuk berjalan kaki sebentar sambil melihat kondisi lapangan.

Ternyata jarak menuju bandara sudah tidak jauh lagi, dan akhirnya kuputuskan untuk berjalan kaki dan menembus banjir. Kemudian muncul penyesalan dalam diri saat tahu dimana kendaraan kami putar arah kemarin itu jaraknya sudah sangat dekat dan jika saja kemarin aku berani menembus banjir maka dapat dipastikan aku hari ini sudah di Semarang Ternyata 5 jam perjalanan kami pagi ini jarak yang berhasil ditempuh tidak sampai setengah jarak kendaraan kami akhrinya berputar arah kemarin. Dengan pasang tampang sok tahu dan sok ga butuh aku menawar ojek gerobak untuk menembus banjir yang walaupun tak dalam, tapi malas juga untuk diseberangi dengan melihat kondisi airnya. Kesepakatan tercapai, untuk ojek gerobak itu aku membayar 10.000, dan itulah pengalamanku seumur-umur naik odong-odong. Disebelahku ada dua mbak cantik yang malah foto-foto dan seolah-olah sedang menikmati pelesir menggunakan yatch. Hehehe benar-benar luar biasa bangsaku ini, masih bisa mengambil kesenangan di kala hidupnya susah.

Sampai seberang genangan, aku mencari ojek yang mau mengantarkanku ke bandara. Dan harga kepepet itu memang mahal sekali, tukang ojek pada jual mahal tidak mau ditawar kurang dari 30.000. Daripada disuruh jalan kaki atau naik taksi maka harga 30.000 adalah harga yang pantas dibayar. Lagi-lagi aku disadarkan bahwa harga dan uang itu benar-benar sekedar alat pencatat nilai, dan nilai bergantung pada persepsi seseorang. Sepanjang jalan secara tidak sengaja
tukang ojek yang kusewa menjadi reporter dan menceritakan bagaimana kejadian ini merupakan hal yang sudah rutin terjadi dan orang-orang sana juga sudah terbiasa untuk hidup dengan keadaan seperti itu. Lagi-lagi aku kagum dengan bangsaku.

30.000 ternyata memang harga yang pantas untuk dibayar, karena ternyata jarak yang ditempuh lumayan jauh. Akhirnya aku bertemu dengan Norman dan Mbak Nanik, kedua rekan teamku. Mereka membawa cerita yang sama-sama serunya. Mbak Nanik terjebak didalam bus DAMRI di tol Bandara selama 12 jam dan baru bisa sampai bandara setelah naik perahu karet polisi yang mengevakuasi orang-orang yang terjebak disana dan dengan menyeberangi genangan setinggi pinggang. Dia baru sampai di bandara jam 3.30 pagi, sedangkan Norman lain lagi. Setelah dia melihat tidak mungkin menembus banjir dengan bus yang dia tumpangi, akhirnya dia memutuskan turun di pintu tol Sedyatmo dan bersama 3 orang lainnya berinisiatif mencharter taksi. Tapi nasib lebih malang menimpanya, taksi yang ditumpanginya masuk kedalam genangan sedalam 160 meter, dan akhirnya dia terpaksa mengevakuasi 4 orang yg berada di dalam taksi itu, karena tidak ada yg bisa berenang. Ditambah pula seluruh bajunya basah. Kejadian itu membuat dia akhirnya bersahabat dengan 3 orang kawan seperjalanannya itu, dan dia sampai di bandara karena diantar oleh salah satu sahabat barunya itu.

Sungguh malu aku pada bule-bule yang kutemui sepanjang perjalanan ini, karena di negara mereka hal seperti ini tidak mungkin terjadi. Ada dua orang bule yang marah-marah karena jadwalnya jadi mundur 4 jam karena kondisi ini, tetapi akhirnya mereka tertawa dan bersyukur saat tahu bahwa kami bertiga telah 28 jam di jalan dan terjebak banjir. Mungkin memang saatnya kita sebagai bangsa benar-benar melakukan apa yang kita ucapkan, sehingga hal-hal seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

Waktu check-in pun tiba, kami masuk boarding room pukul 12.00, tetapi aroma kejanggalan juga terasa disini. Boarding room dan sepanjang koridor menuju boarding room dipenuhin orang, hingga bandara tampak seperti kamp pengungsian. Rupanya orang-orang itu adalah orang-orang yang terjebak banjir dan menunggu pesawatnya diberangkatkan dari kemarin. Menunggu sampai jam 2 siang tidak ada tanda-tanda penumpang ke semarang akan diberangkatkan, dan bertanya pada salah satu petugas counter ternyata pesawat akan di delay keberangkatannya sampai jam 4, itupun belum pasti karena pesawatnya belum ada. Daripada mengeluarkan energi percuma dengan marah, maka kami bertiga keluar boarding room dan mencari makan. Tidak semua orang bisa seperti itu, banyak sekali perdebatan, caci maki ataupun nada-nada marah di bandara hari itu. Kondisinya memang menekan semua orang dan tidak semua orang cukup sabar menyikapi keadaan yang ada. Yang lebih menyebalkan lagi tidak ada manajer operasional yang ada ditempat untuk menangani kasus-kasus yang tidak bisa diputuskan petugas lapangan. Sungguh contoh manajemen yang buruk, tabah ya mbak dan mas-mas yang menerima segala cacian dan kemarahan para penumpang.


Jam 3.45 kami masuk lagi ke boarding room dan lagi-lagi keberangkatan pesawat di delay sampai jam 4.30. Jam 4.30 berlalu dan ternyata pesawat di delay (LAGI...!!) sampai jam 5. Kami sudah tak berharap banyak dan berpikir untuk membatalkan rencana pergi ke Semarang, karena training disana hanya satu hari, dan rasanya percuma jika kami tiba disana hanya untuk membantu selama 2 jam. Tapi kami memutuskan untuk berangkat juga. Sepanjang perjalanan, pesawat benar-benar melewati cuaca yang buruk. Badan pesawat bergerak ke kanan dan ke kiri. Di luar sana petir terlihat sambar menyambar dari kejauhan. Dalam keadaan seperti itu terasa sekali bahwa jika memang Tuhan berkehendak maka begitu mudah bagi-Nya untuk mencabut nyawa kami. Saat mendekati saat-saat landing, keadaan lebih parah, karena ternyata di Semarangpun hujan deras. Saat akan landing, di detik-detik terakhir tiba-tiba pesawat naik lagi keatas dan dari pengeras suara pramugari mengumumkan pesawat batal landing dan kembali ke Jakarta sampai diumumkan bahwa bandara di Semarang aman untuk pendaratan.

Sungguh hari yang mengejutkan..!! Begitu mendarat di Jakarta kami langsung menelepon ke Semarang dan memutuskan tidak berangkat kembali. Penumpang yang lain masih banyak yang bertahan dikursinya, karena setelah mengisi bahan bakar pesawat akan diberangkatkan lagi.

Bersambung

07 February 2008

Cinta adalah penerimaan diri sendiri

Aku menulis ini setelah aku bertemu dengan teman sealmamater dulu, teman yg sangat enak diajak berdiskusi dan kita pernah 'terdampar' bersama di pojok kecamatan cirendeu mengamati pengelolaan waduk Cirata.

Topiknya selalu sesuatu yang menarik, yaitu CINTA. Memang seumuran kami-kami ini adalah masa untuk mulai menjalani kehidupan dewasa dengan sesungguh-sungguhnya, guru sekaligus pengujinya adalah kehidupan. Dimana jika kami gagal lulus suatu ujian maka nilainya adalah kehidupan yang akan kami jalani.

Dari obrolan di alam maya itu ada satu kalimat yg tiba-tiba terlontar yaitu pemahamanku sendiri tentang CInta.

Cinta adalah penerimaan diri sendiri

Itu menurutku. Aku teringat pengalamanku sendiri yang beberapa kali menjalin hubungan dengan seseorang, semuanya indah saat aku bisa menerima diri sendiri. Bahkan aku baru bisa menjalin suatu hubungan saat aku bisa menerima diri sendiri, dan hubunganku tidak berhasil juga saat salah satu tidak bisa menerima diri sendiri. Ibaratnya cinta itu adalah pertempuran ego.

Mencintai berarti menerima diri sendiri dulu sebelum bisa menerima orang lain. Aku tidak pernah bisa menjalin hubungan saat aku niatkan hubungan itu untuk mengubah orang lain agar sesuai dengan apa yang aku inginkan. Katanya sih jodoh itu adalah untuk menggenapkan bukan mencari yang sempurna.

Jadi perjalananku mencari seseorang itu masih baru diujung jalan, karena semua orang perlu meyakinkan apakah yang dia pilih itu adalah yang menggenapkannya atau bukan. Dan bagi yang sudah memilih dan berkomitmen dalam sebuah pernikahan maka kuucapkan selamat karena itu berarti perjalananmu beribadah kepada-Nya sudah separuh terlewati. Bagi yang belum ayo para pejuang takdir, kita jemput takdir masing-masing, karena yakinlah Tuhan itu Indah pada saatnya..:)