26 April 2005

Ronde ke-2 : lagi-lagi aku kalah

Malam ini lagi-lagi aku tak kuasa untuk menidurkan diri, dan lagi-lagi aku kalah. Kalah oleh otak dan nafsuku untuk melihat keindahan semu dan ketangkasan tak berguna. Lagi-lagi aku tak bisa untuk sekedar mengistirahatkan tubuh ini dan bersiap untuk menghadapi hari lain dalam hidup ini. Apakah aku harus mati..??

Kematian sesuatu yang sangat aku takuti, tetapi tidak begitu mendorongku. Ada kebimbangan disela-sela hati ini apakah aku layak mati dan apa bekalku untuk mati nanti. Apakah ini hanya sekedar ketakutan yang tidak beralasan karena aku tak yakin beberapa dogma yang tertanam dalam otak ini. Sungguh kasihan otak kecil ini memikirkan semuanya tanpa mendapat jawab pasti.

Ibarat pergi kesuatu tempat, maka jalan yang aku tempuh seringkali memutar jauh dan bahkan timbul penyesalan terhadap beberapa hal yang aku lakukan dalam perjalanan itu. Jadi aku muntahkan saja apa yang telah membuatku seperti ini dan aku biarkan kembali otak dan tubuh ini untuk kembali mencari makna hakiki dan keberadaanku disini. Suatu pertanyaan yang mungkin jawabnya takkan ada selama aku masih belum berdamai dengan diriku sendiri. yang kupinta tidaklah banyak, hanya dukungan agar aku bisa mengalahkan musuh dalam diri ini, atau paling tidak menahannya agar aku tidak menjadi kerak dari kehidupan ini. Itu jika memang masih ada ronde-ronde lain.

Insight

Ilmu itu ada dimana-mana ketika saya berusaha membuka mata dan hati saya. Bahkan ilmu seringkali datangnya tidak kita duga dan menghasilkan sensasi seperti badan bergetar seperti sesaat habis kencing. Bahkan tak jarang hal-hal seperti itu membawa pencerahan yang menyelesaikan masalah.

Dan kemarin saya mendapat satu paradigma baru dari seorang kawan yang mempunyai suatu prinsip yang menurut saya tidak masuk akal. Bahkan sebelum saya memahaminya, saya anggap itu hanyalah sebuah pelarian dari suatu kejadian. Ternyata dibalik prinsipnya yang terasa sangat egois itu terkandung suatu empatik yang luar biasa dalamnya. Seolah-olah dia bisa menguliti apa yang ada didalam kepala ini dan menyodorkannya dalam nampan jamuan. Bukan cuma untuk kebaikannya saja, tetapi lebih ke kebaikan semuanya.

Insight yang dialihbahasakan menjadi pencerahan itu terjadi tidak semerta-merta. Itu yang saya alami saat bersama kawan saya itu tadi, walaupun saya sudah mengetahuinya sejak lama, ternyata baru-baru ini saja saya pahami. Pemahaman seperti ini pula yang mungkin mendorong Soekarno, Mahatma Gandhi untuk membebaskan negerinya, atau Isaac Newton, Albert Einstein, dan Faraday menemukan teorinya. Tetapi bagi saya pencerahan ini membuat saya semakin sayang dan respect pada matahari saya. Dan dalam persamaan misterius cinta itu saya bergantung dan akan berbuat lebih. Karena ternyata kehidupan itu tidak hanya diisi pemikiran-pemikiran saja, tindakan juga perlu dilakukan

18 April 2005

Kematian : Sebuah peringatan akan waktu..!!

Dalam waktu tidak lebih dari seminggu ada dua kabar duka yang saya terima -menyangkut kematian- Hari selasa lalu salah satu teman kehilangan ayahnya, dan kemarin –minggu- teman yang lain juga mengalami hal yang sama. Lebih parahnya kedua ayah teman saya tersebut meninggal tiba-tiba dengan penyakit yang sama pula yaitu penyakit liver. Bukan fractura hepatica, tapi penyakit hepatitis!

Saya sempat mengantarkan salah satunya sampai keliang lahatnya..! Melihat lagi tubuh yang dibungkus dengan kafan dan betapa sederhana apa yang akan kita bawa saat kita mati kelak. Itu benar-benar mengingatkan saya sendiri bahwa waktu itu sendiri kadang berlari begitu cepat tanpa kita sadari. Begitu banyak yang saya sia-siakan dengan waktu yang ada. Saya seolah-olah ditowel oleh Yang Punya Hidup untuk membaca dari apa yang saya lihat dari kematian itu.

Semangat saya bangkit lagi setelah itu, mengisi hidup dengan hidup..! Menyebar semangat dan tindakan untuk sesuatu yang saya yakini benar. Sempat juga sih limbung seperti waktu hati saya meliuk-liuk seperti roller coaster. Alhamdulillah saya punya pasukan back-up yang luar biasa, sehingga saya tidak sampai menjadi kerak kehidupan itu sendiri karena menjadi orang yg kalah.

Hai Hati……

Kenapa hati ini menjadi semakin liar….?? Memang seringkali kejadian sehari-hari menimbul-tenggelamkan hati dalam lautan ketidakpastian. Asyik sih kalau ini terjadi pada saat yang tepat. Saat saya memang ingin berpetualang! tetapi kurang ajarnya kejadian ini terjadi saat saya harus fokus kepada hal-hal yang membutuhkan perhatianpenuh. Hati selalu memiliki keinginan bebas, dan butuh keberanian untuk mengikutinya begitu saya pernah mendengar teman berkata. Dan sekarang sedang saya alami!

Hati meluncur seperti roller coaster yang naik turun mengikuti jalurnya -yaitu kehidupan itu sendiri..!!-. disatu waktu saya sangat gembira tetapi diwaktu lain tiba-tiba ada sembilu yang ditancapkan dengan seenaknya. Sakit! Itu masih bisa ditolerir karena hati masih memiliki wajah yang jelas. Dilain waktu hati ini tiba-tiba berbentuk tidak jelas bagaikan bayangan. Ini yang paling menyebalkan! Karena saya harus mencari satu persatu dari tumpukan yang mengendap dihati ini dimanakah letak kejadian yang menyebabkan hati tidak berbentuk jelas. Itu jelas butuh waktu dan tenaga yang tidak sedikit, bahkan kadang saya harus beristirahat sejenak dan menikmati saja rasa itu.

Atau jika sementok-mentoknya maka saya kembalikan apa yang dialami hati ini kepada yang punya hidup ini, yaitu ALLAH. Ah betapa indah konsep IKHLAS sekaligus struggle, Me, I Love U..:)

14 April 2005

Mengejar MATAHARI.....

Setiap manusia saya yakin butuh pasangan, ada yang memanggilnya dengan sebutan belahan jiwa, soulmate, pacar, sayang atau sebutan lainnya. Kalau saya menyebut pasangan jiwa itu dengan sebutan MATAHARI. Kenapa matahari..? itulah yang saya tidak mengerti. Hampir 7 tahun hati ini tidak berkutik dengan yang namanya cinta. Tapi beberapa minggu yang lalu, tiba-tiba hati ini begitu hangat setiap bertemu, berbincang dan mendengar satu nama disebut. satu nama yang saya rasakan sebagai ‘matahari’ saya. Mungkin juga saya memplagiat apa yang dikatakan Apin dalam film Mengejar Matahari, bahwa sahabat sejati adalah adalah matahari yg akan selalu datang menyinari, sedangkan cinta adalah pelangi yang hadir indah dengan warna warninya.

Nah waktu menonton film itu, kerasa kalo ‘wah itu itu gw banget…!!’ dan sejak saat itu saya menganggap bahwa pasangan jiwa adalah matahari. Pasangan bukan hanya sekedar pelangi bagi saya dia hadir bukan hanya karena cinta saja. Dia hadir utuh untuk melengkapi jiwa ini. Matahari selalu membawa kehangatan, keceriaan dan kehidupan, begitu pula seharusnya pasangan. Dia harusnya bisa mengeluarkan segala yang terbaik dari kita. Seperti kata orang bijak -yang ada disebuah kartu pos yang saya tempel di dinding kamar- love tells me I am everything, reason tells me I am nothing.

11 April 2005

Menunggu….

Pekerjaan apa yang paling membosankan…?

Kalau saya pasti akan menjawab MENUNGGU.

Yah standar juga, saya yakin pasti banyak juga yang berpikirang yang sama dengan apa yang saya rasakan. Bahkan kalau menunggunya berurusan dengan ‘panggilan alam’ (seperti antri kamar mandi dipagi hari, misal) maka pekerjaan ini bukan hanya sekedar membosankan, tetapi sekaligus MENYIKSA.

Tapi baru-baru ini saya juga menemukan ada satu hal ‘menunggu’ yang ternyata sama menyiksanya dengan menunggu kamar kecil untuk be’ol, yaitu menunggu kepastian. Beberapa hari ini kebetulan sama yang diatas saya diberi ujian berbentuk ini. Masalah akademis, finansial dan hati kebetulan punya topik yang sama yaitu menunggu.

Mengapa sih menunggu itu bisa sebegitu dibencinya oleh kebanyakan orang ? Mungkin karena waktu yang terbuangkah, merasa menjadi tidak berguna karena seharusnya dapat melakukan sesuatu yang lebih berguna, atau mungkin ketidaknyamanan perasaan akibat penantian itu sendiri ? Kalau menurut saya, saya sendiri males banget kalau disuruh menunggu karena saya merasa ada bagian dari hidup saya yang tidak berada dalam kontrol saya ketika saya menunggu sesuatu. Tapi jika dipikir lebih jauh memang begitulah hidup itu berjalan, tidak ada satupun yang benar-benar ada dalam kontrol kita sepenuhnya. Semuanya adalah titipan dari yang Maha Berpunya, jadi kenapa mesti kecewa jika saya memang tidak bisa mengontrol kehidupan saya sepenuhnya.

Lalu muncullah pencerahan dari teman tentang konsep menunggu itu, yaitu konsep IKHLAS. Ikhlas menurut dia –yang saya juga menyetujuinya- adalah setelah berusaha sekuat tenaga mendapatkan apa yang kita mau, maka urusan hasil sebaiknya diserahkan pada yang memberi hidup ini sendiri. Jadi ada konsep berjuang sekaligus berserah kepada kekuatan yang memang tidak bisa kita kontrol sepenuhnya. Kadang saya terlalu terfokus pada konsep berjuangnya sehingga saya melupakan konsep berserahnya. Bahkan lebih jauh lagi teman saya mengatakan kalau memang kita ingin apa yang kita mau benar-benar terjadi maka ‘sogok’lah yang memegang nasib kita. Caranya bisa bermacam-macam, dan yang paling umum adalah dengan menjadi orang baik dan rajin beribadah.

Menjadi manusia memang berat, karena itu jika ada perasaan kecewa -ketika apa yang kita mau tidak tercapai- maka hal itu wajar dan sangat manusiawi sekali. Yang tidak boleh dilakukan adalah menyerah atau lebih buruk dendam pada Yang Memegang Nasib. Dan kemudian para orang-orang bijakpun menyemangati kita dengan kata-kata seperti

  • ‘kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda’
  • ‘yang membedakan orang sukses dan gagal adalah orang sukses bangkit satu kali lebih banyak dari kegagalan mereka’
  • ‘keberhasilan hanya berjarak satu langkah dari kegagalan terakhir’

intinya menurut saya sih, saya harus terus bersemangat menjalani hari dan hidup itu sendiri, sampai kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Atau ada kata yang bagus dari film Dead Poet Society yaitu carpe diem, seize the day!

08 April 2005

Mencari Permata

Entah mengapa beberapa hari terakhir saya kebetulan saya selalu bertemu dengan teman-teman lama yg sangat saya rindukan. Dan kebetulan pula akhirnya tali silaturahmi yang dulu sempat tinggal beberapa helai tersambung lagi semakin tebal.

Ada banyak cerita, yg usang maupun yang baru, ada juga gurauan dan kabar-kabar dari masa lalu. Ada begitu menggembirakan, tapi ada juga yang tidak menyenangkan. Mungkin memang begitulah hidup, flow sedih dan senang telah diatur dalam keseimbangan yang luar biasa.

Melihat wajah-wajah dari masa lalu itu sungguh meneduhkan. Saya jadi berpikir kembali jika memang masa lalu adalah kenangan, maka betapa luar biasa kekuatan otak untuk menyimpan bertera-terabyte kenangan. Kenangan-kenanagn itulah yang selama ini menjaga pertemanan itu tetap hangat dan cair saat bertemu kembali. Dan pada saat itu, saya sekali lagi memuji keagungan tuhan karena jiwa ini telah dihangatkan oleh persahabatan yang tak lekang oleh waktu. Benar juga apa yg dikatakan oleh salah satu teman bahwa satu-satunya harta paling berharga dalam hidup ini adalah TEMAN-TEMAN. Mungkin harta itu tidak ternilai bahkan jika ditukar oleh permata sekalipun.

Jadi boleh dibilang beberapa waktu lalu itu saya sedang mencari permata, dan ternyata itu tidak sulit. Cukup cari buku kenang-kenangan, inbox HP lama dan niat yang tulus ditambah dengan kehangatan jiwa, maka sayapun menemukan PERMATA…!!

07 April 2005

memulai.....

langkah pertama biasanya selalu hal tersulit. Bahkan untuk membuat sesuatu yg sederhana seperti blog ini. Biarkan satu lagi hal yg harus dirawat mengingatkanku betapa waktu adalah hal yg paling berharga dalam hidup ini. Semoga Allah merestui..