08 January 2008

Sarapan Pagi

Pagi ini setelah berjuang sepenuh hati untuk tidak bolos kantor lagi maka aku mandi lebih pagi dari biasanya. selesai dengan semua urusan dikamar, menahan godaan mas komputer dan tante kasur untuk menggaulinya sejenak lagi, maka dengan langkah mantap kulangkahkan kaki berangkat kekantor.

Aku pernah malu terhadap negara tetangga, karena disana kehidupan dimulai bahkan sejak jam 6 pagi. Tua muda, cacat sehat, semuanya berbondong2 naik LRT ketempat kerja masing2. Sedangkan di negaraku, termasuk aku, setelah subuh adalah saat paling ueeenaa..ak untuk menarik selimut lebih tinggi. Tak heran walaupun kecil negara tetangga itu, negaraku tetap saja tak bisa mengimbangi kemajuan perekonomian dan pendidikannya. Mungkin walaupun Islam bukan agama mayoritas disana, tetapi pemahaman mereka terhadap ayat yang memerintahkan umat Islam untuk mendirikan sholat Subuh dan setelah itu menyebarlah dimuka bumi Allah untuk mencari Karunia-Nya telah dipahami betul. Makin malu saja aku kepada negara tetanggaku itu.

Berjalan melewati jalan Cisitu yang masih lengang dan sangat tak nyaman bagi pejalan kaki, sempat terlintas pikiran ' kenapa sih Pemkot ga menata jalan ini, lalu sekilas ada rancangan kira2 jalan Cisitu ini bisa nyaman buat pejalan kaki jika begini-begini....' Tapi mengapa menunggu Pemkot? Bukankah alumni ITB katanya hebat2? kenapa tidak menggalang sumberdaya dari mereka saja, aku yakin sebagian besar dari mereka yang sudah sukses pernah mengalami nasib yang sama Ah lagi2aku jadi malu, karena aku juga sudah jadi alumni ITB.

Berjalan terus menuju Sumur Bandung, tujuanku adalah penjual nasi kuning yang sejak aku masuk ITB sampai sekarang setia melayani mahasiswa2 yang butuh sarapan sebelum jam kuliah pertama. Aku bertanya dalam hati berapa lama ibu itu telah berjualan nasi kuning? Adakah kakak2ku yang sekarang jadi direktur2 BUMN, Menteri atau Pengusaha sukses juga makan disini? Jika memang iya, maka alangkah berjasa ibu penjual nasi kuning ini, karena dengan nasi kuningnya beliau juga turut berjasa membangun negara ini. Memberi asupan gizi kepada putra2i terbaik bangsa yang sedang berjuang menuntut ilmu di Kampus Gajah Duduk.

Terimakasih Tuhan, masih Kau ijinkan aku menikmati indah pagimu. Terimakasih ibu penjual nasi kuning, aku kenyang pagi ini oleh masakan sederhanamu. Alangkah indah pagi ini, sayang jika tidak dihadiahi seulas senyuman...:)

No comments: