10 February 2008

Mengubah Tidak Mungkin Menjadi Mungkin

Pernah mendengar Impossible Qoutient atau ImQ? ini mungkin seperti taraf-taraf kecerdasan lain yang sudah terlebih dulu terkenal. Tetapi pada dasarnya ImQ itu adalah Iman menurut pendapatku setelah membaca buku dengan judul diatas. Buku yang dikarang oleh mantan wartawan kompas yang kemudian banting stir menjadi pengusaha itu sungguh penuh dengan mutiara hikmah. Betapa tidak, buku ini banyak sekali menyajikan kisah-kisah seputar bisnis yang menunjukkan bahwa Al-Quran itu adalah buku panduan bisnis yang paling hebat. Al-Quran ibaratnya adalah literatur sekaligus apotek yang menyediakan segala obat untuk masalah yang ada di dunia ini. Tentu saja ketika kita sakit kita tidak bisa langsung datang ke apotek dan membeli obat sesuka kita, tetapi yang paling tahu obat apa yang paling sesuai dengan penyakit kita adalah dokter. Dan jika Al-Quran adalah apotek maka dokter yang dimaksud adalah para kiai, alim ulama dan orang-orang yang pengetahuan agama dan keistiqamahannya sudah mumpuni.

Bisnis yang telah menjadi penggerak kehidupan, rupanya punya beberapa muka buruk yang disematkannya padanya, seringkali bisnis diibaratkan sebagai perang, tujuan utamanya adalah keuntungan dan ujung-ujungnya adalah sebuah permainan yang terpisahkan dimensinya dari kehidupan spiritual.

Di tahun 2004 ada buku yang cukup menghebohkan hasil penelitian 2 orang konsultan bisnis terkemuka dari amerika berjudul Corporate Mystic. Inti dari buku itu menunjukkan bahwa ternyata di dunia bisnis yang dianggap jauh dari spiritualitas itu para pemimpin puncak dari korporat-korporat besar di Amerika adalah orang-orang yang sangat menjunjung nilai-nilai ketuhanan yang ada didalam diri mereka dalam menjalankan operasional bisnisnya. Layaknya sufi, maka para sufi ini tidak ditemui di gereja, di masjid, vihara atau sinagoge, tetapi mereka dapat ditemui di ruang rapat para direktur perusahaan multinasional atau bahkan di lokasi pabrik yang letaknya entah dimana.

Dari buku corporate mystic itu, penulis buku ini menyimpulkan keunggulan utama dari para sufi modern ini mengandalkan intuisi dalam menjalankan bisnisnya. Hal itu sangat sesuai dengan jalannya dunia bisnis saat ini yang dinamikanya luar biasa cepat sehingga perhitungan-perhitungan bisnis biasa sudah tidak mampu mengikutinya.

Penulis buku ini mengajak pembacanya untuk kembali memahami dan mempelajari hikmah yang terkandung di dalam AL-Quran dan menjalankannya di kehidupan sehari-hari. Ibaratnya para pebisnis itu adalah para pengembara yang menjalani perjalanan di hutan yang lebat lagi gelap sampai saat mereka temukan sinar yang akan memandunya yang terpancar dari AL-Quran. Contoh paling mudah dilihat sekarang adalah tentang bunga bank, bunga bank atau riba adalah sumber dari segala kekacauan ekonomi yang terjadi sekarang. Dan itu sudah dilarang oleh islam 1400 tahun yang lalu. Riba tidak mungkin akan menghasilkan kesejahteraan karena pada dasarnya riba menghasilkan sesuatu dari sesuatu yang tidak ada wujudnya. Dan Islam mempunyai solusi terhadap perekonomian yaitu perdagangan, konsep bagi hasil dan zakat. Tidak ada didalam sejarah bahwa orang yang berzakat akan miskin karena kebanyakan mengeluarkan zakat.

Mendalami dan mempelajari Al-Quran akan lebih sulit jika dilakukan sendiri tanpa ada bimbingan orang yang lebih mengerti hikmah dibalik apa yang diceritakan AL-Quran. Disini peran alim ulama, kyai atau apapun sebutannya terhadap orang yang merupakan para ahli waris Nabi ini. Di buku ini juga disajikan bagaimana para ahli agama ini menjalani kehidupan sehari-harinya, ibaratnya orang pintar maka ada yang sangat pintar, pintar atau sekedar kosmetik saja pengetahuan agamanya. Satu hal yang disarankan oleh penulis buku ini untuk mencari ahli agama yang dapat kita jadikan mentor kita dalam mendalami dan belajar hikmah AL-Quran adalah mencari orang yang benar-benar secara akhlak dan pengetahuan memang pantas menyandang gelar para pewaris nabi, karena orang-orang seperti itu umumnya tidak mau terekspose, memiliki kelebihan-kelebihan yang dikaruniakan Allah langsung dan saat diminta pertolongan tidak pernah membeda-bedakan orang.

Sungguh kaya apa yang disajikan buku ini. Beberapa hikmah yang dapat aku ambil setelah membaca buku ini adalah :
  • Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Allah untuk seluruh umat manusia dan Al-Quran adalah kalam Allah yang didalamnya termuat kebenaran dan hikmah yang jika dijadikan petunjuk dalam menjalani kehidupan akan membawa kebahagiaan dunia akhirat.
  • Jika Islam adalah agama yang sempurna, maka umat Islam juga punya hak yang sama untuk menikmati kekayaan yang dilimpahkan oleh Allah asal mendapatkannya dengan jalan yang benar.
  • Di dalam kehidupan sehari-hari terdapat hukum-hukum sunatullah yang berlaku untuk setiap manusia, sehingga apapun agama seseorang jika ia mau berusaha maka ia juga akan mendapatkan hasil.
  • Setiap musibah atau kemunduran dalam hidup itu pada dasarnya adalah akibat ulah kita sendiri dan beruntung jika kita diberi musibah darinya karena itu berarti kita sedang dicuci dosanya atau sedang diuji untuk mengetahui kadar keimanan kita kepada-Nya.
  • Jika kita meminta kepada Allah maka niscaya Allah akan menjawabnya, tinggal bagaimana cara memintanya, banyak orang yang selamat saat diuji dalam kesusahan tetapi sedikit sekali yang bisa lulus saat diuji dalam kesejahteraan
  • Untuk mendapat bimbingan dari Allah maka satu hal yang mesti dijaga adalah kebeningan nurani kita, karena dari situlah intuisi akan muncul dan membimbing kehidupan.
  • Untuk doa yang tidak dijawab ada banyak faktor yang bisa menyebabkannya, diantaranya tidak ikhlas, kurang konsisten atau istiqamah, kurang sabar atau bahkan kurang sungguh-sungguh. Pada dasarnya setiap ujian dan cobaan itu adalah cara Allah mengajarkan jiwa kita untuk menjadi lebih tangguh, bersyukur dan ingat kepada-Nya, sehingga kadarnyapun berbeda-beda.
  • Zakat dan pembagian rizki adalah cara Allah menjaga agar kehidupan tetap berjalan dimuka bumi ini dan tidak ada kerusakan. Pemuasan terhadap nafsu dan riba adalah hal sebaliknya yang akan menghancurkan tatanan kehidupan.
  • Saat hikmah Al-Quran sudah menerangi maka kita tidak akan tersesat lagi dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
  • Rencanakan kehidupan bukan hanya 5 ,10, 20, 50 tahun saja kehidupan kita, akan tetapi sampai 1000 tahun karena pada dasarnya kehidupan tidak berhenti setelah kita mati karena masih ada akhirat yang kehidupannya kekal.
Sungguh banyak hikmah yang kudapat hari ini, dan apa yang ada ditulisan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan apa yang ada dibuku itu. Siapapun yang membaca tulisan ini, ini adalah upaya yang sekedarnya untuk mengingat apa yang didapatkan sehingga diharapkan hikmah ini tidak lekang dari ingatan dan menjadi bahan untuk memaknai nilai manusia.

No comments: