18 February 2008

Renungan Kesia-siaan

Beberapa hari ini begitu banyak kata-kata yang melintas didalam kepala. Semuanya meminta perhatian, semuanya minta didahulukan. Begitulah jika tidak ada tuntutan dari luar atau dari dalam diri sendiri. Tidak ada rutinitas yang membentuk hari, sehingga waktu kemudian terbuang dengan sia-sia. Kusangkal itu bahwa aku melakukannya hal yang tidak sia-sia, jadi kubiarkan saja itu terjadi.

Sekarang hari Senin, hari yang dibenci oleh pekerja, tetapi hari biasa bagi semua orang yang sudah menerima dirinya apa adanya. Kebiasaan itu membelenggu saat semuanya tidak dimaknai. Agenda dan lembaran kegiatan pada akhirnya juga tidak banyak membantu karena itu hanya menjadi pengingat tanpa gigi dan kekuatan.

Determinasi dan kedisiplinan adalah yang kubutuhkan saat ini terjadi, bukan sekedar kegiatan untuk mengisi hari atau pertemuan dengan kawan untuk sekedar melepaskan kesepian. Dari dalam diri aku ingin berguna, tetapi keinginan tanpa komitmen ibarat tubuh tanpa jiwa dan pekerjaan tanpa hasil.

Tenangkan diri, lingkupi dengan keheningan dan biarkan hati ini yang berbicara. Karena seringkali aku lupa bahwa sebenarnya hatilah panglima tubuh dan dia tahu apa yang paling aku inginkan dan apa yang terbaik yang mungkin terjadi. Sehingga nanti tak ada rasa kesia-siaan lagi, dan pada akhirnya semua orang bisa berkaca dari apa yang kualami untuk sekedar berbagi dan tak terjebak dalam keadaan yang sama

- Setelah obrolan dengan seorang kawan, thanx for your support-