07 February 2008

Cinta adalah penerimaan diri sendiri

Aku menulis ini setelah aku bertemu dengan teman sealmamater dulu, teman yg sangat enak diajak berdiskusi dan kita pernah 'terdampar' bersama di pojok kecamatan cirendeu mengamati pengelolaan waduk Cirata.

Topiknya selalu sesuatu yang menarik, yaitu CINTA. Memang seumuran kami-kami ini adalah masa untuk mulai menjalani kehidupan dewasa dengan sesungguh-sungguhnya, guru sekaligus pengujinya adalah kehidupan. Dimana jika kami gagal lulus suatu ujian maka nilainya adalah kehidupan yang akan kami jalani.

Dari obrolan di alam maya itu ada satu kalimat yg tiba-tiba terlontar yaitu pemahamanku sendiri tentang CInta.

Cinta adalah penerimaan diri sendiri

Itu menurutku. Aku teringat pengalamanku sendiri yang beberapa kali menjalin hubungan dengan seseorang, semuanya indah saat aku bisa menerima diri sendiri. Bahkan aku baru bisa menjalin suatu hubungan saat aku bisa menerima diri sendiri, dan hubunganku tidak berhasil juga saat salah satu tidak bisa menerima diri sendiri. Ibaratnya cinta itu adalah pertempuran ego.

Mencintai berarti menerima diri sendiri dulu sebelum bisa menerima orang lain. Aku tidak pernah bisa menjalin hubungan saat aku niatkan hubungan itu untuk mengubah orang lain agar sesuai dengan apa yang aku inginkan. Katanya sih jodoh itu adalah untuk menggenapkan bukan mencari yang sempurna.

Jadi perjalananku mencari seseorang itu masih baru diujung jalan, karena semua orang perlu meyakinkan apakah yang dia pilih itu adalah yang menggenapkannya atau bukan. Dan bagi yang sudah memilih dan berkomitmen dalam sebuah pernikahan maka kuucapkan selamat karena itu berarti perjalananmu beribadah kepada-Nya sudah separuh terlewati. Bagi yang belum ayo para pejuang takdir, kita jemput takdir masing-masing, karena yakinlah Tuhan itu Indah pada saatnya..:)